aplikasi konsep matematika pada desain interior
Annisa
Rohyani
Universitas
Pendidikan Indonesia
Abstrak
Desain interior sangat erat kaitannya dengan geometri matematika.
Karena prinsip-prinsip matematika yang sering
digunakan dalam proses perancangan desain interior, seperti perhitungan
panjang, luas bidang dan volume pada bangun dua dimensi dan tiga dimensi
sebagai dasar perhitungan volume pekerjaan pada rencana anggaran biaya, juga kemampuan
memproyeksikan bidang dua dimensi menjadi tiga dimensi, atau sebaliknya harus
dipahami dengan benar. Salah satu pendukung keberhasilan dalam bidang interior
adalah perencanaan yang baik, dan perencanaan itu tidak dapat berjalan tanpa
geometri matematika. Matematika bukan hanya terlibat dalam perhitungan biaya
untuk pembuatan ornamen saja, namun juga memiliki kaitan dengan ukuran benda
yang dijadikan sebagai penghias. Rumus matematika pun banyak digunakan untuk
menghitung luas, volume atau ukuran benda yang kaitannya dengan biaya pembuatan
benda tersebut. Banyak sekali contoh bangunan–bangunan yang menggunakan
geometri matematika dalam perencanaan dan pembuatannya. Prinsip–prinsip
matematika menjadi alat bantu pembuatan bangunan tersebut, seperti dalil phytagoras
dan rasio. Dan aplikasi matematika pada
desain interior ini sudah dilakukan sejak dulu.
Kata Kunci :
desain, interior, geometri.
Pendahuluan
Matematika adalah salah satu disiplin ilmu yang
mempelajari tentang besaran, struktur, ruang dan perubahan. Matematika dalam
konsepnya memiliki banyak aspek untuk dipelajari. Banyak diantara kita yang
bertanya, apa manfaat kita mempelajari matematika? Padahal seluruh aspek
matematika tersebut dapat diaplikasikan ke kehidupan nyata . Pengaplikasian
konsep matematika ini sangat bermanfaat bagi kehidupan. Dalam perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi, konsep matematika selalu berjalan mengiringi
perkembangan tersebut.
Geometri merupakan salah satu aspek matematika di samping aspek bilangan, aljabar,
statistika dan peluang, logika, trigonometri, dan kalkulus. Geometri sebagai aspek dari
matematika tidak dapat hanya dipandang sebagai bagian dari matematika. Hal ini
karena adanya keterkaitan antar aspek yang satu dengan yang lain dalam
matematika untuk secara bersama-sama memberikan sumbangan dalam kemajuan ilmu
dan teknologi. Geometri bersama matematika bertujuan untuk : 1) melatih cara berpikir dan bernalar dalam
menarik kesimpulan, misalnya melalui kegiatan penyelidikan, eksplorasi,
eksperimen, menunjukan kesamaan, perbedaan, konsisten dan inkonsistensi, 2) mengembangkan aktivitas kreatif yang melibatkan imajinasi, intuisi, dan
penemuan dengan mengembangkan pemikiran divergen, orisinil, rasa ingin tahu,
membuat prediksi dan dugaan, serta mencoba-coba, 3) mengembangkan kemampuan pemecahan masalah, dan 4) mengembangkan kemampuan menyampaikan informasi atau
mengkomunikasikan gagasan melalui
pembicaraan lisan, catatan, grafik, peta, dalam menjelaskan gagasan. Soemadi (2000: 1) mengatakan
bahwa pada dasarnya tujuan geometri adalah mengembangkan kemampuan berpikir
logis, mengajar membaca dan menginterprestasikan argumen-argumen matematika,
menanamkan pengetahuan (geometri) yang diperlukan untuk studi lanjut dan
mengembangkan kemampuan keruangan.
Geometri adalah salah satu hal yang sangat terkait dalam pendesainan,
karena secara umum ruang lingkup geometri adalah mengenai garis dan sudut,
bangun-bangun datar, bangun-bangun ruang, kesimetrian, kesebangunan,
kekongruenan, dan geometri analitis. Maka pastilah hubungan antara
geometri dan desain interior sangat mengikat. Karena desain
interior adalah salah satu bidang studi keilmuan yang didasarkan pada ilmu
desain yang bertujuan untuk dapat menciptakan suatu lingkungan binaan (ruang
dalam) beserta elemen-elemen pendukungnya.
Kemampuan mendesain interior
ruangan sangat memerlukan keahlian matematika. Karena pendesain harus paham
tentang prinsip-prinsip matematika yang sering digunakan dalam proses
perancangan desain interior, seperti perhitungan panjang, luas bidang dan
volume pada bangun dua dimensi dan tiga dimensi sebagai dasar perhitungan
volume pekerjaan pada rencana anggaran biaya, juga kemampuan memproyeksikan
bidang dua dimensi menjadi tiga dimensi, atau sebaliknya.
Tujuan dari adanya artikel ini adalah agar
pembaca mengetahui bahwa matematika merupakan ilmu yang sangat bermanfaat bagi
kehidupan. Matematika selalu mengiringi perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi. Dalam kehidupan sederhana, sebetulnya kita sering menggunakan
matematika baik untuk transaksi jual beli, sekedar menghitung berapa banyak
barang belanjaan yang kita sudah beli ataupun menghitung waktu perjalanan kita
dari rumah ke tempat tujuan. Namun lebih spesifik lagi, akan dibahas tentang
manfaat matematika dalam bidang keruangan. Betapa matematika berperan dalam
bidang desain interior.
Metode yang digunakan dalam
penulisan artikel ini adalah studi kepustakaan. Cara–cara yang digunakan pada
penulisan artikel ini adalah dengan membaca sumber–sumber yang mendukung
pembuatan artikel ini. Penggunaan studi kepustakaan dimaksudkan agar isi dari
artikel ini dapat dipertanggungjawabkan.
Manfaat dari penulisan
artikel ini antara lain agar pembaca dapat memahami bahwa matematika sebagai
ilmu bukan hanya mempelajari konsep saja, namun konsep tersebut pun dapat
diaplikasikan dalam kehidupan nyata. Bahkan aplikasi matematika sesungguhnya
sangat dekat dengan kehidupan sehari–hari kita. Terutama manfaat dalam
penerapannya di bidang desain interior. Serta agar pembaca mengetahui letak
peran dari konsep matematika itu sendiri dalam keterkaitannya dengan desain
interior.
Tinjauan Pustaka
Hingga saat ini belum ada
kesepakatan yang bulat di antara para matematikawan tentang apa yang disebut matematika itu sendiri. Untuk
mendeskripsikan definisi kata matematika para matematikawan belum pernah mencapai satu titik
puncak kesepakatan yang sempurna. Namun ada pendapat dari ahli yang mengatakan bahwa matematika dipandang sebagai suatu bahasa, struktur logika,
batang tubuh dari bilangan dan ruang, rangkaian metode untuk menarik
kesimpulan, esensi ilmu terhadap dunia fisik, dan sebagai aktivitas
intelektual. (Jackson, 1992:750). Dan Dienes juga mengatakan bahwa matematika adalah ilmu seni kreatif. Oleh karena itu, matematika harus dipelajari dan diajarkan sebagai ilmu seni.
(Ruseffendi, 1988:160).
Matematika dalam konsepnya memiliki banyak aspek untuk
dipelajari. Geometri merupakan salah satu aspek matematika, di samping aspek bilangan, aljabar, statistika dan peluang,
logika, trigonometri, dan kalkulus. Pada awalnya geometri yang lahir dan berkembang di Mesir dan Babilonia merupakan
sebuah hasil dari keinginan dan harapan para pemimpin pemerintahan dan agama
pada masa itu. Hal ini dimaksudkan untuk bisa mendirikan bangunan yang kokoh
dan besar. Teknik-teknik geometri yang berkembang pada masa itu pada umumnya
masih kasar dan bersifat intuitif, akan tetapi cukup akurat dan dapat memenuhi
kebutuhan perhitungan. Berbagai fakta tentang teknik-teknik geometri saat itu
termuat dalam Ahmes Papirus yang ditulis lebih kurang tahun 1650 SM dan
ditemukan pada abad ke-9. Dalam Papirus ini terdapat formula tentang
perhitungan luas daerah suatu persegipanjang, segitiga siku-siku, trapesium
yang mempunyai kaki tegak lurus dengan alasnya, serta formula tentang
pendekatan perhitungan luas lingkaran.
Namun dalam perkembangannya,
matematikawan
yang pertama kali tidak puas terhadap metode yang didasari semata-mata pada
pengalaman adalah Thales (640 – 546 SM). Sehingga masyarakat sekarang menghargai Thales sebagai orang yang
selalu berkata ”Buktikan itu!” dan bahkan ia selalu melakukan pembuktian tersebut (Wakyudin, 2004: 137).
Hasil kerja dan prinsip Thales telah menandai awal
dari sebuah era kemajuan matematika yang mengembangkan pembuktian deduktif
sebagai alasan logis yang dapat diterima. Pengembangan pembuktian deduktif mencapai puncaknya dengan lahirnya
buku karya Euclid yang diberi judul Element.
Dalam geometri upaya memahami hal-hal yang abstrak
guna memperoleh penyelesaian dilakukan melalui pembelajaran yang kontekstual
dan pemodelan yang lebih konkret. Pada asal mula lahirnya geometri,
berawal dari upaya untuk mencari solusi terhadap masalah-masalah kongkret dalam
kehidupan manusia. Berawal dari keinginan untuk membuat bangunan yang megah dan
indah, mempermudah pengukuran, mengakuratkan perhitungan, dan menyelesaikan
masalah keruangan lainnya.
Sifat alami geometri yang abstrak berkaitan dengan
bangun-bangun pada matematika, berawal dari persoalan nyata kehidupan manusia.
Sehingga hubungan antara realitas dan penyusunan pengertian manusia berhubungan
erat dengan fenomenologi. Menurut Edmund Hussrel dalam Dwin Gideon (2004 :
217), seluruh ciri benda yang masuk ke dalam kesadaran sebagai fenomena.
Fenomena bersifat intensional, yang berarti selalu berhubungan dengan
struktur kesadaran. Kesadaran senantiasa terarah menampakkan diri, sehingga
terjadi korelasi antara kesadaran dengan fenomena.
Matematika dalam konsepnya memiliki banyak aspek untuk
dipelajari. Dan seluruh aspek matematika tersebut dapat diaplikasikan di
kehidupan nyata. Contohnya saja matematika dapat
digunakan untuk menyeleksi atau menyaring data yang ada. Seperti tes seleksi
calon PNS, Polisi, TNI, pelajar, mahasiswa atau karyawan yang menggunakan tes
tulis dengan materi matematika (biasanya logika dan berhitung) untuk mengetahui
kemampuan berpikir cepat dan dapat menyelesaikan masalah. Dalam bidang teknik
informatika atau komputer konsep bilangan basis juga digunakan. Dan contoh
sederhana lainnya adalah ketika terjadi jual beli, tentunya perhitungan nominal
uang juga menggunakan konsep matematika. Menurut Andrea J. O'Connor bahwa "Mathematic is used by engineers to
solve a very wide range of problem, including design calculations for building,
machines, electronic components or chemical plants". Maka jelaslah,
matematika sangat aplikatif. Semua aspek matematika, mulai dari aljabar,
logika, bilangan ataupun yang lainnya mempunyai manfaat masing–masing bagi
kehidupan kita. Demikian pula geometri matematika, yang sangat bermanfaat bagi
kehidupan terutama di bidang keruangan. Arsitektur bangunan, desain interior,
atau desain grafis sangat memerlukan kemampuan geometri matematika yang baik.
Pembahasan
Matematika sangat bermanfaat
dalam bidang keruangan. Karena dalam bidang keruangan terutama desain interior,
akan sangat diperlukan pemahaman yang baik tentang prinsip-prinsip matematika
yang sering digunakan dalam proses perancangan desain interior.
Dalam desain interior
kegiatan memperhitungkan luas benda atau volume benda tidaklah asing. Dalam
memperhitungkan luas maupun volume tersebut, rumus dalam matematikalah yang
digunakan sebagai penyelesaiannya.
Contohnya saja bila akan menghitung luas
sebuah alas ornamen yang berbentuk persegi, maka akan digunakan rumus s2 (sisi
× sisi).
Jika diketahui panjang sisi
= 10 cm, maka luas dari alas berbentuk persegi tersebut adalah
s2 =
(sisi × sisi)
=10 cm × 10 cm
=100 cm2
Gambar : ilustrasi alas berbentuk persegi
Contoh
lain adalah metode yang digunakan untuk pembuatan bangunan Alhambra, yang merupakan salah satu bangunan peninggalan islam
dinasti Nasrid di Granada, Spanyol. Alhambra merupakan bangunan muslim yang
didesain dengan menggunakan ilmu matematika sederhana. Berdasar pada metode
ratio 1:5. Metode ratio ini sering digunakan pada pembuatan bangunan-bangunan
untuk penentuan denah yaitu perbandingan panjang dan lebar. Selain itu aspek
ratio ini juga berlaku untuk ketinggian, yaitu perbandingan lebar dan tinggi
bangunan. Sebagai contoh bangunan yang mengaplikasikan aspek ratio ini adalah
denah bangunan Palacio del Parta di Alhambra dan menara Abd Al-Rahman III di
Masjid Cordoba, tinggi menara ini adalah lima kali tinggi lebar bangunannya.
Prinsip
matematika lainnya yang sering digunakan adalah dalil pitagoras, yang berasal
dari Yunani, dan sedang berkembang pada saat itu. Teori ini memberikan pengaruh
yang sangat kuat terhadap metode pembangunan sampai sekarang. Contoh kasus yang
menggunakan dalil pitagoras adalah pada pembuatan bangunan Alhambra, Arsitek
pada saat itu tidak menggunakan busur untuk menentukan sudut, melainkan
memanfaatkan diagonal pada segitiga. Pemanfaatan diagonal tersebut untuk digunakan
pada salah satu sisi segitiga akan menghasilkan sudut yang berbeda. Sehingga
akan didapatkan dua segitiga yang sering digunakan dengan sudut 90, 45, 45 atau
disebut dengan Escuadra dan sudut 90, 60, 30 atau disebut dengan cartabon.
Secara sederhana, kita bisa
melihat bentuk seperti segitiga, segiempat, lingkaran, kubus,
balok, prisma, dan bola banyak digunakan sebagai bentuk ornamen – ornamen
penghias ruang. Bentuk – bentuk ini juga merupakan bentuk dari geometri
matematika.
Gambar: Contoh dari ornamen klasik
yang mempunyai unsur bentuk lingkaran
Meskipun dalam pendesainan suatu
ruangan warna sangat berpengaruh, namun pada kenyataannya bentuk dari benda
sebagai ornamenpun sangat berpengaruh. Pembentukan ornamen yang kurang tepat
berpengaruh pada keefisienan akan tata letak ornamen dalam ruang, serta
berpengaruh pada nilai estetika yang dimiliki ornamen tersebut.
Benda yang mengisi ruangan,
contohnya sofa pada ruang keluarga, di pandang dari segi desain interior, harus
bersesuaian antara warna sofa dengan warna dari dinding serta benda pengisi
lain di ruangan tersebut. Tata letak yang sesuai menjadi salah satu
pertimbangan khusus pula. Namun di pandang dari segi geometri matematika,
ukuran dari sofa juga sangat berpengaruh untuk kesepadanan antara ukuran sofa
dengan ukuran dari ruangan. Tidak hanya dari segi ukuran, namun dari segi
kesimetrisan sofapun dapat mempengaruhi nilai estetika dari sofa tersebut.
Dalam hubungannya, matematika tidak
hanya melibatkan konsep geometri dalam desain interior. Namun, matematikapun
melibatkan perhitungan matematika untuk merencanakan anggaran biaya yang akan
dikeluarkan untuk desain interior. Perhitungan luas serta volume pada bangun
ruang yang digunakan sebagai ornamenpun berpengaruh kepada anggaran biaya yang
harus di keluarkan untuk merealisasikan desain pada interior ruang. Oleh karena
itu, matematika sangat berkaitan erat dengan bidang desain interior. Dan
matematika tidak dapat dipisahkan dari bidang desain interor.
Kesimpulan
Matematika adalah ilmu yang tidak hanya mempelajari tentang konsep, tetapi
juga sangatlah aplikatif. Aplikasi dari konsep matematika sangatlah luas. Kita
dapat menjumpai hubungan matematika dengan banyak bidang lainnya. Karena pada
dasarnya, matematika selalu berkaitan dengan perkembangan ilmu dan teknologi
yang ada. Dan salah satu aplikasi dari konsep matematika dapat dijumpai dalam
bidang desain interior. Dalam desain interior, geometri matematika sangatlah
menjadi hal yang mutlak untuk dipahami. Karena geometri matematika sangat
berpengaruh pada keselarasan pendesainan interior ruang.
Referensi
Sondang, D. N.
(2007). Geometri: Kebebasan Ekspresi Keindahan Dilatarbelakangi Kebudayaan.
arsitektur.net [Online], Vol 1 (1), 1 halaman. Tersedia: